Ini 8 Pemimpin Negara Perempuan Pertama menurut Sejarah Dunia!

Dulu, terdapat opini bahwa hanya laki-laki saja yang bisa menjadi pemimpin. Namun menurut sejarah dunia, ternyata ada sejumlah tokoh yang berhasil menjadi pemimpin negara wanita pertama di negara mereka.

Ada yang menjadi Presiden, Perdana Menteri, Ketua Parlemen, maupun posisi Kepala Negara/Kepala Pemerintahan lainnya. Berbagai tokoh tersebut tentunya bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi para perempuan lainnya.

Daftar Perempuan Pertama yang menjadi Pemimpin Negara menurut Sejarah Dunia

Menurut sejarah dunia, berikut sejumlah tokoh yang berhasil menjadi pemimpin negara wanita pertama di negara mereka!

Dalam banyak sejarah politik, perempuan seringkali dianggap tidak sepenting laki-laki. Sebagai bukti bahwa opini tersebut tidak benar, berikut ini beberapa tokoh wanita pertama yang berhasil menjadi pemimpin di negara mereka.

  • Khertek Anchimaa-Toka

Berasal dari Tuvan People’s Republic (sekarang bagian dari Rusia), Khertek Anchimaa-Toka adalah perempuan pertama yang memegang posisi kepala negara. Ia menjadi Ketua Parlemen Tuvan dari tahun 1940 hingga 1944.

Sebagai Ketua Parlemen, Anchimaa-Toka memimpin Tuvan selama Perang Dunia II dan mendukung kekuatan Sekutu. Selama masa jabatannya, ia berfokus pada pendidikan dan peningkatan status perempuan di negaranya.

  • Sirima Bandaranaike

Sirima Bandaranaike menjadi Perdana Menteri Sri Lanka (dulu Ceylon) pada tahun 1960. Ini menjadikannya sebagai wanita pertama yang memegang posisi tersebut.

Selama karir politiknya, Bandaranaike memimpin dalam tiga periode berbeda, yaitu 1960-1965, 1970-1977, dan 1994-2000.

  • Isabel Perón

Selanjutnya ada Isabel Perón, Presiden Argentina dari 1974 hingga 1976. Saat itu, ia naik untuk menggantikan kepemimpinan suaminya setelah wafat, yaitu Juan Perón.

Ini membuatnya jadi wanita pertama yang memegang posisi presiden di Argentina dan di Amerika Selatan. Meski masa jabatannya penuh dengan ketidakstabilan ekonomi dan politik, Perón dikenal sebagai pionir wanita dalam politik dunia.

  • Vigdís Finnbogadóttir

Vigdís Finnbogadóttir dari Islandia adalah wanita pertama yang terpilih sebagai presiden melalui pemilihan umum pada tahun 1980.

Dengan masa jabatan selama 16 tahun, ia tercatat sebagai presiden wanita yang menjabat paling lama dalam sejarah dunia.

  • Corazon Aquino

Sebagai presiden wanita pertama di Filipina dan Asia, Corazon Aquino menjabat dari tahun 1986 hingga 1992. Ia memainkan peran kunci dalam mengembalikan demokrasi ke Filipina setelah menggulingkan rezim otoriter Ferdinand Marcos.

Selama masa jabatannya, Aquino berfokus dalam menciptakan konstitusi baru, memperbaiki ekonomi negara, dan menunjukkan contoh kepemimpinan yang demokratis.

  • Benazir Bhutto

Benazir Bhutto adalah wanita pertama yang terpilih sebagai perdana menteri di negara mayoritas Muslim yaitu Pakistan pada tahun 1988.

Kemudian, Bhutto terpilih kembali pada tahun 1993 dan menjadi salah satu pemimpin wanita paling berpengaruh di dunia Islam. Ia dikenal karena perjuangannya untuk modernisasi dan sekularisme di Pakistan.

  • Pratibha Patil

Menjabat dari tahun 2007 hingga 2012, Pratibha Patil adalah presiden wanita pertama India yang dikenal karena dedikasinya dalam pelayanan publik dan kontribusinya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Sebelumnya, ia juga menjadi gubernur negara bagian Rajasthan pada tahun 2004, sehingga ia juga merupakan wanita pertama yang memegang posisi gubernur di India.

  • Ellen Johnson Sirleaf

Terakhir, ada Ellen Johnson Sirleaf yang merupakan presiden wanita pertama Liberia dan Afrika. Ia menjabat dari tahun 2006-2018 dan memainkan peran penting dalam pemulihan Liberia setelah perang saudara.

Bahkan, ia juga berhasil menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2011 untuk upayanya dalam hak-hak perempuan.

Di Indonesia sendiri, wanita pertama yang menjadi presiden adalah Megawati Soekarnoputri, putri dari pemimpin pertama Indonesia, Presiden Soekarno. Berbagai tokoh wanita ini berhasil mengubah sejarah dunia dan menunjukkan bahwa wanita juga bisa memimpin.